Rabu, 15 Desember 2010 komentar

Sekarang Single The Brandals Yg Terbaru Udah Keluar Ni, Langsung Aja Bisa Kalian Download Di :
Download
Keep Rock N Roll !

Catatan Konser The Brandals Di Festival Baybeats, Singapura

Kamis, 21 Oktober 2010 komentar


Penampilan The Brandals di Baybeats festival adalah hasil proses koresponden yang memakan waktu hampir 2 tahun lamanya. Awal 2008 salah satu staff Esplanade (Organizer venue dimana Baybeats digelar) sempat mengirimkan email untuk mengundang The Brandals tampil. Tapi sempat menguap selama hampir setahun setengah lebih dan akhirnya awal 2010 ini panitia kembali mengirimkan undangan untuk The Brandals tampil di festival musik tahunan yang diadakan tanggal 20/21/22 Agustus kemarin. Kali ini, rencana tersusun dengan rapi. Hingga akhir Juni kemarin, kami menanda tangani kontrak untuk mencapai kesepakatan : The Brandals confirm tampil di Baybeats 2010!

Sabtu 21 Agustus 2010

Kami berangkat Sabtu siang (tgl 21) dan tiba di Changi Airport sekitar pukul 4 sore waktu Singapore. Sebuah mini van dari panitia sudah menunggu untuk mengantar kami ke hotel Royal Queen di daerah Bras Basah. Setelah berbuka puasa di Bugis (Maghrib tiba pukul 7.15 di Singapore!) kami langsung melangkah menuju Esplanade. Berjalan sejauh hampir 1,5 km dan diteruskan melalui underpass yang membawa kami muncul langsung di lobi Esplanade, disitu digelar Chill Out stage dimana musisi dan band yang tampil cenderung lebh downbeat dan eksperimental. Kami melanjutkan perjalanan untuk menge-cek Powerhouse Stage. Walaupun agak sulit bergerak karena ramainya pengunjung, kami sampai di areal Powerhouse yang sedang digempur oleh Chicosci, band emo asal Filipina. Di tengah-tengah set tiba-tiba saja Chicosci menyanyikan salah satu lagu Carrie Underwood yang membuat kami mengerenyitkan dahi sambil berpandangan aneh.."Are they for real?"..

Panggung Powerhouse adalah panggung terbesar di areal Esplanade yang sepertinya memang diperuntukan penampilan line-up dengan musik lebih keras dan agresif. Panggung sebesar +/- 10X6 m ini tampak megah disiram tata lampu bermacam warna dengan sound system minimal 30.000 watt yang terdengar mengelegar maksimal. Tidak sabar rasanya ingin menjajah panggung.

Sekita pukul 10.30 kami memutuskan untuk kembali ke hotel untuk istirahat. Sempat berhenti sebentar di City Hall untuk makan malam, kami kembali berjalan ke hotel sambil menikmati megahnya arsitektur gedung sekitar dan mengagumi tata letak kota Singapore yang tampaknya tidak pernah berhenti untuk direnovasi dan diperbaiki kualitasnya. Tidak habis kami berpikir jauhnya jarak waktu yang harus dicapai pemerintah daerah Jakarta untuk bisa mencapai keteraturan struktur kosmoplitan Singapore. Mungkin baru bisa tercapai 5 atau 6 generasi dibawah kami. Itupun kalau Jakarta belum tenggelam dilalap Laut Jawa.

Minggu 22 Agustus 2010

Kami berangkat menuju Esplanade untuk sound check yang dijadwalkan pukul 12.30 bersama LO kami Sham, Sampai di sana, Sham membawa kami ke areal underground , terletak tepat di bawah Esplanade yang cukup luas. Setibanya di venue, semua terlihat kompeten sebagai teknisi dalam meng-handle instrumen. Efektif dan efisien, jadwal soundcheck selesai tepat dalam waktu 1 jam.

Tepat pukul 6 kami berangkat menuju Esplanade. Sampai di venue , kami langsung digiring ke backstage untuk bersiap. Di panggung ada The Zozi asal Malaysia yang sedang beraksi hingga tepat jam 7. Ada jeda sekitar 30 menit antar line-up diberikan untuk men-setting alat. Di artist room belakang panggung kami sibuk menaburkan bedak ke sekujur badan (trick yang kami curi dari Nine Inch Nails di tur Downward Spiral) sehingga seluruh ruangan tertutup kabut putih. Walaupun sudah ada larangan karena khawatir lantai panggung akan licin, tapi kami nekat. What the heck ..kalo sudah terlanjur mau diapain? hehehe

Sekitar jam 7.30 setelah announcement , kami naik. Membuka set dengan lagu Start Bleeding! yang akan dirilis di album berikut. Tentu saja tidak ada satu-pun penonton yang kenal lagu ini, tapi semua terlihat takjub terpaku pandangannya ke panggung melihat penampilan The Brandals yang mirip mayat baru keluar dari kubur. Vokalis Eka tampil lengkap dengan jubah drakula dan mem-provokasi penonton dengan sindiran dan banyolan untuk membuat penonton bergerak. Di satu titik ada kerumunan kecil yang tampaknya WNA asal Eropa/Amerika yang terlihat agresif bergerak dan bergoyang di tempat. Lagu demi lagu dengan intensitas tinggi menghajar penonton. Serangkaian track yang diambil dari 3 album The Brandals seperti City Boy, Moonlight Child, Vague n' Hollow serta nomer baru Love Detox dimainkan. "Does anyone here drink and did drugs?" tanya Eka di jeda lagu dan kontan kumpulan bule tadi mengangkat gelas mereka sambil berteriak YEAAHH!!!.

Sekitar 30 menit The Brandals menggempur total 7 lagu dengan sambutan antusias dari penonton. Walaupun ini adalah penampilan kedua di Singapore (pertama kali di Art House thn 2007), masih banyak mungkin yang belum kenal The Brandals, tapi tidak mengurangi tinggi nya respon untuk bergerak. Lagu penutup Black Boy Dynamite Blues mengajak koor massal menjadi klimaks orgasme memuaskan antara personil dan penonton. Selesai membereskan instrument, kami pun menyelinap ke belakang panggung untuk bertemu Igor Cavalera dan istrinya Laima Leyton yang ternyata sangat ramah. Kami melihat penampilan Mixhell di 15 menit pertama yang berhasil mengangkat histeria penonton dengan hasil mixing electro/ baile funk/ tropicalia plus Igor yang menghajar drum set nya tanpa ampun.

Setelah menyantap makan malam di food stall , kami memasuki bis, ternyata sudah ada 2 orang bule yang tadi berteriak-teriak saat kami tampil. Pasangan cewe-cowo ini langsung menyapa dan memuji penampilan The Brandals. "Awesome man! You've killed it! It was great!" begitu kata mereka. Setelah berkenalan, kami kaget bukan kepalang karena ternyata dua orang ini adalah Dan Boeckner & Alexei Perry, personil Handsome Furs yang juga tampil malam itu di Arena Stage. Dari obrolan juga ternyata kami baru tahu kalau Boeckner juga personil Wolf Parade dari label Sub Pop Record. Satu hal yang membuat kami kagum adalah mereka sangat luar biasa ramah. A genuine music fans who enjoy new experience and meeting new bands . Bandingkan dengan musisi Indonesia yang baru populer taraf lokal tapi arogan nya sudah selangit. Sampai di hotel kami sempat berfoto sebelum berpisah, menjadikan penutup misi yang memuaskan. Rocking out the Baybeats, meeting Igor Cavalera and a brief chit chat with Handsome Furs. A Good day's worth of work! Until our next gig then! (*)

komentar

Kupernah punya .. mobil balap sendiri ..


Yang bisa ngebut .. dijalanan tiap hari ..


Ku tidak pernah merasakan kesepian ..


Tak ada gadis yang menolak diantarkan ..


reff 1:


Asoy Geboy ngebut dijalanan ibukota ..


Dipayungi lampu kota disekitar kita ..


Suatu hari .. ada orang yang menantang ..


Gairah sembalapku makin tak tertahan


Kubalap dia dari kiri banting kanan ..


Tak kumelihat kuterobos lampu merah ..


reff 2:


Tiba-tiba pak polisi datang menghampiri ..


Kutancap gas dengan maksud melarikan diri ..


Akhirnya kumenabrak pohon yang melintang ..


Tolong dong pak, tolong dong pak jangan ditilang ..


SIM pun tak ada STNK entah kemana ..


Dan hingga kini kuberada ditahan ..



Mp3 Download

Surat seorang proletar buat para elit borjuis

Selasa, 19 Oktober 2010 komentar

Lama teringat janji yang terlupa

Sendiri tak ada tawa berteman sepi

Terbuai, tertinggal..

Menghilang, terbuang..

Lelah menunggu cinta

Mimpi dunia menutup duka kita semua

Kemana lagi?

Ku pergi cari janji sejati

Tak ada lagi percaya

Kata menjadi angka

Tapi kau hanya diam.. diam..

Kumpulkan emas sendiri

Pantang berbagi-bagi

Menghilang terbuang

Berpaling kepala

Lelah mengejar cinta

Pintu terbuka menutup luka

Kita semua

Terus akan terjadi

Air mata dan sedih

Selamat terentang

Jauh jarak dihati

Tak akan menghilang

Arang terbakar api

Terus tenggelam

Gelap kelam

Dalam dendam dan benci

The Brandals akan merilis Album barunya sebentar lagi

Jumat, 15 Oktober 2010 komentar
Album - album The brandals Yg udah Rilis ni Gan :



Brandalisme
Aksara Record
Rilis Des 07











The Brandals Repackaged
Aksara Record
Rilis May 06










Audio Imperialist
FlyStation Record
Rilis Aug 17th 05












The Brandals
Sirkus Record
Rilis Des 22nd 2003








Sekian Gan !

Jadwal Promo Tour Jawa Timur The Brandals

Sabtu, 19 Juni 2010 komentar
TGL 7 MARET 2008
13.00 – 14.00 : INTERVIEW DI RADIO KISS FM JEMBER
14.00 – 15.00 : INTERVIEW DI RADIO SUARA AKBAR JEMBER
18.00 – 19.00 : INTERVIEW DI PROSALINA JEMBER
20.00 – 22.00 : SHOW CASE DI METRO CAFÉ
TGL 8 MARET 2008
10.00 – 11.00 : INTERVIEW MALANG POS
13.00 – 14.00 : INTERVIEW RADIO MAKOBU
15.00 – 16.00 : INTERVIEW RADIO MFM MALANG
17.00 – 18.00 : INTERVIEW DI RADIO ELFARA MALANG
18.00 – 20.00 : MEET AND GREET DI THREE STORE
20.00 – 22.00 : SHOW CASE DI FLAME EXECUTIVE
TGL 9 MARET 2008
11.00 – 12.00 : INTERVIEW DI RADIO ISTARA SURABAYA
13.00 – 14.00 : INTERVIEW KORAN DETEKSI
14.00 – 15.00 : INTERVIEW DI RADIO COLORS SURABAYA
15.00 – 16.00 : INTERVIEW DI RADIO EBS SURABAYA
16.00 – 17.00 : INTERVIEW DI RADIO DJ FM SURABAYA
18.00 – 20.00 : MEET AND GREET THREE STORE
20.00 – 22.00 : SHOW CASE DI COLORS CAFÉ

Asal Mula The Brandals

Selasa, 15 Juni 2010 komentar

Segalanya bermula di metropolitan pekat polusi, Jakarta. Berawal dari The Motives pada 2001. Dan Edo Wallad berperan sebagai biduan. Selain rajin membawakan tembang-tembang klasik R&B dari grup semacam The Who, The Rolling Stones, Jimi Hendrix, pula Sex Pistols dan The Clash. Sepanjang 2002 mereka gunakan berlatih dan sesekali tampil memainkan karya sendiri. Sampai ketika pada fajar 2003 Edo pamit mundur. Lalu Eka Annash masuk mengambil alih. Tak lama kemudian band berganti nama menjadi The Brandals. Sementara jajaran personel di masing-masing departemen masih bertahan tak berubah: Rully Annash (saudara kandung Eka) pada drum, Bayu pada gitar utama, Tonny pada gitar pengiring, serta Doddy pada bas. Pada 2003 itu juga akhirnya The Brandals menggebrak skena musik Nusantara via album perdana THE BRANDALS. Resultan berujung mengagumkan: album terjual hingga 7500 kopi. Sebuah prestasi bukan main bagi ukuran album D.I.Y. Antusias dengan respons positif dari publik, mengeraskan keyakinan The Brandals untuk terus melanjutkan aksi gerilya menambah jam terbang dengan tampil di bermacam pagelaran, juga tour ke Jawa, Bali sampai Sumatera. Sampai saat sekarang, 2008, The Brandals masih jaya wijaya, marching menuju maut, terus bergerak maju menuju strata tertinggi Rock ‘n’ Roll Indonesia. Plus to keep it dirty, filthy, and nasty…

____________________________

ARTIST DETAILS
Nama: THE BRANDALS
Tanggal/Tahun Berdiri : 22 Desember 2001
Genre: Dirty Filthy Nasty Rock ‘n’ Roll

Personnel:
1. Eka Annash (vokal)
2. Rully Annash (drum)
3. M. Bayu Indrasoewarman (gitar)
4. Tony Dwi Setiadji (gitar)
5. Doddy Widyono (bas)

CONTACT
Contact Person :
Lova 08118882318/ 0817855857
Fanno 0856 888 0002/ 93 000 258
E-mail: thebrandals@yahoo.com/thebrandals@hotmail.com
Website/MySpace/Friendster:
www.brandalisme.com
www.myspace.com/audioimperialist

DISKOGRAFI
Album Penuh:
1. The Brandals
Label: Sirkus Record
Tahun terbit: Desember 2003 (di-remaster ke cd pada Mei 2006)
2. Audio Imperialist
Label: Flystation Record/Warner Music Indonesia
Tahun terbit: Agustus 2005
3. Brandalisme
Label: Aksara Record
Tahun terbit: November 2007

Album Kompilasi:
1. JKRT : SKRG!
Singel: Ain’t Nobody’s Bitch
Label: Aksara Record
Tahun terbit: 2004
2. Planet Rock
Single: Lingkar Labirin
Label: Sony BMG
Tahun terbit: 2005
3. Mesin Waktu : Teman-Teman Menyanyikan Lagu Naif
Single: Mobil Balap
Label: Aksara Record
Tahun terbit: 2007

ADDITIONAL INFOS
Influenced by: Lysergic Acid Diethylamide, Russ Meyer and his actress, Aleister Crowley, The Sonics, Link Wray, The Cramps, The Meteors, The Simpsons, Johnny Thunders + New York Dolls, Tetrahydrocannabinol, William S. Burrough, Jakarta Scum & Slum, etc

100 % Kontrol

komentar
[Intro] E A

E
Setiap hari
E
Tangan dan kaki
A
Tanpa berhenti
A
Terus berlari
E
Lihat kebawah
E
Jangan ke atas
B A
Banyak ???? jejak arah
B E
Bikin kau lepas kontrol

[Reff]
E
Jati hidupmu
E
Slalu gunakan
A
Jangan mengalah
A
Ke balik meja
E
Jalan nasibmu
E
Terkejar waktu
B
Jangan kau hilang arah
A B E
Harus pegang 100 persen kontrol
A B E
Pegang 100 % kontrol
A B E
Pegang 100 % kontrol

[Interlude] E A E B A B E A B E

[ending]
A B E
Pegang 100 % kontrol

Lingkar Labirin

komentar
Intro: A C A (2x)

A
Setiap kali terlintas di kepala
C
Detil kecil yang telah terbuat dan terlewat
A
Sesal datang terlambat

A
Ribuan kali telah kucoba pecahkan
C
Pertanyaan yang membuntuti tanpa ada jawaban
A
Berlari dalam lingkaran

Reff: G D A
Entah dimana akan berakhir
G D A
Bertukar warna di dalam gelap
G D A
Tak kutemukan juga ujungnya tabir
C D A
Berputar-putar dalam labirin panjang tanpa akhir

Int: A C A

A
Berkali-kali terulang tak terbilang
C
Kutemukan diriku jatuh dalam lubang yang sama
A
Merangkak kecewa

A
Setiap janji terlontar yang terucap

Selalu meluncur dari mulut
C
Yang tak mengenal cinta
A
Diselimuti dusta

Kembali ke: Reff

Int: A C A (3x)

Kembali ke: Reff

C
Berputar-putar dalam labirin
D A
Panjang tanpa akhir (3x)

Eka “The Brandals” Anash ngobrol bareng Morfem di Motion Radio 97.5 FM Jakarta

Senin, 14 Juni 2010 komentar

19 Maret 2010

Malam itu, bisa dibilang obrolan Radio paling nyelenehnya Morfem. Bagainamana tidak, baru sampe sampe langsung di tanya, mau puter apa? Bad Brain deh Ka, jawab Jimi. Dan langsung di puter setelah Eka mengudarakan Twisted Sister! Anjing! Jarang banget playlist Radio seperti ini. Dan kita semua tau Eka Anash adalah frontman band garage rock Indonesia yang menyelami musik sampai se dalam-dalamnya. Obrolan pun jadi makin berapi-api. Apalagi baru pulang dari Bandung radio Tour. Setelan mulut lagi lancar-lancarnya berkomentar hahahaha…

Eka melontarkan pancingan-pancingan yang cukup berbeda dari wawancara radio biasanya.. Mungkin karena Eka juga udah melewati ratusan wawancara radio. Akhirnya dia bisa mengambil sudut pandang yang lebih keren. Yang menarik dari obrolan malam itu adalah, Eka selalu menyisipkan quotes di setiap pertanyaan yang dia lontarkan. Dari Wenz Rock ,Jason Tedjakusuma, sampai producer Nirvana Jack Endinno. Ketahuan deh ini anak selain rocker juga kutu buku.

Kadang-kadang obrolan berkembang jadi berat. Tapi playlst juga yang menolong Susana. Dari The Vaselines, Dokken, Alice In Chain. Black Flag nyampur aduk mengacak-acak otak. Apalagi kita juga membawakan nomer-nomer Morfem seperti “Tidur di manapun bermimpi kapanpun”, “Jalan Tikus” dan “Pilih Sidang Atau berdamai” dalam versi akustik. Lengkap sudah.

Malam yang mengesankan. Ngobrol di radio dengan Rocker yang gila musik. Gak selesai-selesai topiknya. Untungnya nenek moyang kita menemukan penunjuk waktu yang di sebut jam di Indonesia. Dan obrolan pun di akhiri dengan senyum lebar yang gak ada habisnya sampai scooter bertemu dengan pagar rumahnya.

Tentang The Brandals [Menulis Bahan Baru!!.]

komentar


Dibentuk pada akhir tahun 2001 sebagai The Motif di Jakarta tercemar perkotaan, dengan Edo Wallad pada vokal, Bayu pada gitar Lead, Rhythm Tonny pada gitar, Doddy pada Bass dan Rully Annash pada Drums. Menghabiskan sebagian besar tahun 2002 berlatih dan melaksanakan materi mereka sendiri, serta klasik Rock n 'Roll standar dari The Who, The Stones, Hendrix, Kinks, beberapa Pistols dan The Clash. Awal 2003, Edo karena komitmen hari kerja sebagai editor majalah kiri. Masukkan Eka Annash (Rully kakak tua), yang intensif seluruh lagu menulis dan melakukan kegiatan, dan mengubah nama band The Brandals.

Sepanjang 2003 Brandals telah melalui api dan air yang tinggi, mereka melakukan string bahan asli seperti 100 km / jam, Lingkar Labirin, Marching Menuju MAUT, Moonlight Chid, dll Proses Rekaman mulai pada tanggal Oktober 2003 di The Doors (Jakarta Timur ) studio rekaman, yang mengakibatkan merilis album debut DIY mereka 'The Brandals'. Album tersebut, yang didistribusikan secara nasional oleh label indie kecil Sirkus Record, dijual 7.500 eksemplar. Ini adalah nomor mengesankan untuk rilis indie. Band yang terus mereka promo strategi gerilya, dilakukan pada gigs bawah tanah dan universitas / acara musik SMU. Mempromosikan album mereka ke berbagai media, dan mendapatkan sorot nasional sebagai salah satu band rock n roll paling terkenal dari ibukota negara Indonesia, berkat cabul mereka, bertindak memprovokasi, tidak teratur. Meskipun gambar yang mengganggu, The Brandals mendapatkan persetujuan kritis dari media dan fans di seluruh bangsa. Touring Jawa, Bali dan Sumatera pada tahun 2004.

Rekaman untuk album kedua dimulai pada November 2004 di Studio 18 Jakarta. 14 jenis bahan baru tercatat di bawah label Flystation. Gruelling jam kerja tersebut terbayar ketika album selesai pada Mei 2005. Setelah beberapa bulan distribusi pencarian, band berkait dengan Warner Music untuk menangani bangsa distribusi yang luas dan disajikan apa yang akan rilis terbaik mereka lagi, eklektik "Audio Imperialis ', dirilis pada bulan Agustus 2005 17. Album infused serangan ganas punk's, irama rockabilly dengan negara diwarnai rock n roll. Fuelled dengan isi lirik yang berbicara obsesi pada dekadensi kehidupan urban, ketidakadilan sosial dan menolak cinta pergi buruk. Touring untuk Audio Imperialis dari '05 ke '06 terbukti sukses lain untuk band ini karena mereka telah terkena diri kepada audiens yang lebih besar di tempat-tempat yang lebih besar, termasuk tur luar negeri ke Singapura dan Malaysia pada awal 2007. Sebagai band yang diperoleh lebih penggemar baru, penjualan album bangkit ke nomor dramatis bangsa 35,000 salinan lebar.

2007 melihat band di studio kembali mencatat output 3 mereka 'Brandalisme'. Mencoba memecahkan standar rock n 'roll platform, album baru menjadi tanah eksperimental untuk band untuk memperluas palet musikal mereka. 'Brandalisme' berhasil untuk mencairkan suara percobaan baru dari The Brandals dengan merek dagang mereka kasar dan reverb. Hasilnya adalah wilayah baru yang menyegarkan dan menantang untuk band juga untuk para penggemar. DIY masih memegang bendera mereka etika yang tinggi, 'Brandalisme' dirilis oleh Aksara Records, label independen lain yang dihormati Jakarta.